Tuesday, November 24, 2009

The Mayonnaise Jar

An email which been forwarded by my friend. A very touching story and I hope everyone who read this will enjoy this story and be reminded about the trully valuable things in our lives. GBU.

When things in your life seem, almost too much to handle,

When 24 Hours in a day is not enough,
Remember the mayonnaise jar and 2 cups of coffee.

A professor stood before his philosophy class and had some items in front of him.
When the class began, wordlessly,He picked up a very large and empty mayonnaise jar and proceeded to fill it with golf balls.
He then asked the students, if the jar was full.
They agreed that it was.
The professor then picked up a box of pebbles and poured them into the jar. He shook the jar lightly.
The pebbles rolled into the open Areas between the golf balls.
He then asked the students again if the jar was full. They agreed it was.
The professor next picked up a box of sand and poured it into the jar.
Of course, the sand filled up everything else.
He asked once more if the jar was full. The students responded with a unanimous 'yes.'
The professor then produced two cups of coffee from under the table and poured the entire contents into the jar, effectively filling the empty space between the sand. The students laughed.
'Now,' said the professor, as the laughter subsided,
'I want you to recognize that this jar represents your life.
The golf balls are the important things - family, children, health, Friends, and Favorite passions – Things that if everything else was lost and only they remained, Your life would still be full.
The pebbles are the other things that matter like your job, house, and car.
The sand is everything else --The small stuff.
'If you put the sand into the jar first,' He continued,
'there is no room for the pebbles or the golf balls.
The same goes for life.
If you spend all your time and energy on the small stuff,
You will never have room for the things that are important to you.
So...
Pay attention to the things that are critical to your happiness.
Play With your children.
Take time to get medical checkups.
Take your partner out to dinner.
There will always be time to clean the house and fix the disposal.
'Take care of the golf balls first --The things that really matter.
Set your priorities. The rest is just sand.'
One of the students raised her hand and inquired what the coffee represented.
The professor smiled..
'I'm glad you asked'.
It just goes to show you that no matter how full your life may seem,
there's always room for a couple of cups of coffee with a friend.'

Please share this with other "Golf Balls" I just did.......

3 x 8 = 23

Cerita ini diambil dari email yang diirim oleh seseorang dan benar-benar memberikan saya kelegaan ketika pertama kali membacanya. Sebuah cerita yang menarik. Semoga bisa memberi kekuatan buat orang-orang yang sedang dalam posisi yang sama dengan Yan Hui.


Have a blessed day....

Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik.
Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain
sedang dikerumuni banyak orang.
Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.


Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?”


Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah
diperdebatkan lagi.”


Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa
minta pendapatmu?
Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusus.
Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.”


Yan Hui: “Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?”


Pembeli kain: “Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong
untukmu.
Kalau kamu yang salah, bagaimana?”


Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.”


Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah
Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil
tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah.
Berikan jabatanmu kepada dia.”


Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia
berikan kepada pembeli kain.
Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.


Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat.


Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar
darinya.
Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.
Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.
Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali
setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : “Bila hujan
lebat, janganlah berteduh di bawah pohon.
Dan jangan membunuh.”


Yan Hui menjawab, “Baiklah,” lalu berangkat pulang.


Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya
sudah mau turun hujan lebat.
Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat
Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi.
Dia meninggalkan pohon itu.
Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur.
Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti.
Apakah saya akan membunuh orang?
Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu
tidur istrinya.
Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya.
Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri
ranjang dan seorang lagi di sisi kanan.
Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya.
Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius,
jangan membunuh.
Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah
adik istrinya.


Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata:
“Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?”


Confucius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun
hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah
pohon.
Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru
mengingatkanmu agar jangan membunuh”.


Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.”


Jawab Confucius : “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga.


Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.
Cobalah kamu pikir.
Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan
jabatanmu.
Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah
dan itu berarti akan hilang 1 nyawa.
Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih
penting?”


Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih
utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.”


Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Monday, November 16, 2009

Puding Mangga untuk acara lamaran adik

Ceritanya nih.... adikku ada acara lamaran. Pengen banget bikin puding mangga yang ada di blog nya mbak Widya Hidayat. Akhirnya bikin puding coklat dan puding mangga terus bikin klappertaart juga. Yang dapat comment paling banyak si puding mangga ini. Seneng loh rasanya. Soalnya dikirain beli bukan bikin sendiri.

Menurut sepupu ku sih puding nya sudah ok banget. Lembut n rasanya pas. Menurut nenek dan tante ku enak dikirain beli dimana ternyata buatan sendiri toh ^___^



Ini hasil buatanku. 1 Resep jadi 20 cup yang kecil ini.



Satu hal dari membuat puding ini.... Belajar sabar. Soalnya mesti nunggu puding jadi dulu baru digarnish. Potongin mangga nya kecil-kecil biar cantik. Untung musim mangga jadi dapat mangga harum manis yang cocok dengan puding nya.

Sunday, November 8, 2009

Berry Pinky Cream Puff for NCC Soes Week



ABG nekad itulah ceritanya karena ingin sekali memeriahkan NCC Soes Week.

Pertama bikin soes gagal karena telor kebanyakan dan soes jadi lembek. Bikin yang kedua juga GATOT karena hasil jadinya mirip roti boy soalnya ditambahin Milo tapi isinya tetap si Berry Pinky ini. He he he ….. Ceritanya mau berkreasi. Sebelum mulai lagi browsing dulu membandingkan beberapa resep sambil nyari resep Soes yang pas. Resep Soes akhirnya diambil dari blog melovebunny.blogspot.com, blog milik Sri Megawati dan sedikit dimodifikasi. Dimodifikasi di mentega, margarin dan menambahkan vanili.

Ini adalah kali yang ketiga. Mudah-mudahan berkenan. Kenapa namanya Berry Pinky karena ada rasa susu strawberry dan selai raspberry jadi disingkat Berry saja kemudian karena warnanya pink maka diberi nama pinky. Terus kenapa namanya bukan PINKY BERRY CREAM PUFF karena ini merupakan plesetan dari kata Very menjadi Berry dan untuk menunjukkan bahwa isinya sangat pinky juga.

Buat teman-teman yang masih takut nyetor, ayo nekad aja kayak saya :P

Any comment or suggestion…. Monggo.

Berikut resepnya. Silahkan dilirik.





BERRY PINKY CREAM PUFF





Bahan Soes :
250 ml Air
100 gr Margarine
25 gr Mentega
1 sdm Gula Pasir
125 gr Tepung Terigu Protein Tinggi (Cakra)
3 btr Telur
1 sdt Vanili

Cara membuat Soes :


Rebus air, margarine, dan gula hingga mendidih.
Masukkan tepung terigu lalu aduk hingga kalis, angkat, dinginkan.
Setelah dingin, masukkan telur satu persatu sambil dikocok dengan mixer hingga kental dan rata. Masukkan vanili. Adonan siap disemprotkan.

Bahan Isi :

200 gram Bubuk Whipping Cream Haan
200 ml Susu cair rasa strawberry dingin
4 sdm Selai Rasberry

Cara membuat isi / Berry Pinky:
Kocok Whipping cream dan susu cair strawberry. Masukkan 4 sdm selai Rasberry untuk membuat warnanya menjadi pinky.


Penyelesaian :
Sobek atau gunting sedikit setiap kulit soes.
Sendokkan 2 sdm Berry Pinky ke dalam kulit soes,

Sajikan. Lebih enak bila disajikan dingin.


Buat yang mau lihat hasil karya ku di blog NCC Soes Week klik disini

Atau mau lihat hasil karya member NCC yang lain monggo klik disini